PR Writing
PR Writing
Menurut Smith (2003:61) pusat perencanaan kegiatan seorang praktisi PR berfokus pada publik kunci karena mereka merupakan pihak yang mempengaruhi keberhasilan organisasi, bahkan kelangsungan hidup organisasi. Publik kunci itulah yang menjadi sasaran dari proses komunikasi yang dilakukan PR. Namun tidak semua publik kunci dapat dijangkau melalui komunikasi secara langsung apalagi tatap muka (face to face communication).
Mengingat pentingnya bagi praktisi PR untuk menempuh proses komunikasi yang menjangkau semua publik kunci organisasi, termasuk publik yang tersebar di berbagai tempat yang tidak mungkin disampaikan secara lisan (oral communications), maka praktisi PR perlu menempuh proses komunikasi melalui tulisan (written communications). Saluran komunikasi yang dapat digunakannya berupa media yang diterbitkan organisasi dan media massa seperti surat kabar, majalah, situs organisasi, hingga radio dan televisi. Dengan demikian, memiliki keterampilan menulis yang baik dan benar sesuai ragam bentuk tulisan dan karakteristik media yang digunakan sangat penting bagi praktisi PR dalam menunjang kegiatan-kegiatan mereka.
Teknik Penulisan Public Relations (PR Writing) adalah keterampilan menulis khas Public Relations dalam menghasilkan naskah-naskah yang diperlukan untuk kepentingan pencitraan positif perusahaan. Tipe-tipe panulisan naskah PR dapat berkaitan dengan Media Relations (seperti press release, advertorial, press conference) atau berkaitan dengan media promosi atau informasi (seperti newsletter, in house magazine, annual report, company profile, leaflet, booklet, brosur, dan sebagainya).
Tipe-tipe penulisan PR dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
- Berkaitan dengan Media Relations/Press Relations, seperti naskah press release (siaran pers), advertorial, dan press conference (press kit/media kit).
- Berkaitan dengan media promosi, informasi, dan komunikasi perusahaan/organisasi, seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house magazine/Company Magazines, naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur, dan sebagainya.
Untuk
menghasilkan naskah yang baik (good writing), praktisi PR harus memiliki
keterampilan jurnalistik layaknya wartawan, seperti pemahaman tentang nilai
berita (news values), bahasa jurnalistik (language of mass communications),
kode etik jurnalistik, dan sebagainya.
Sedangkan untuk kepentingan publikasi yang
luas, praktisi PR sudah tentu membutuhkan peran media. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah hubungan yang baik dengan kalangan pers/media massa
(Press/Media Relations). Sebagai contoh, Press Release adalah naskah
berita yang berisi data atau informasi tentang sebuah kegiatan suatu
perusahaan/organisasi/institusi yang disampaikan kepada wartawan atau kantor
redaksi media untuk dipublikasikan di media tersebut. Dalam hal ini, praktisi
PR juga perlu mengenali dunia pers, seperti karakteristik wartawan, format
media, cara kerja wartawan/media, dan sebagainya sehingga tercipta hubungan
kerja sama yang baik.
Pada
dasarnya, kegiatan-kegiatan Public Relations meliputi berbagai aspek manajemen
yang tujuan utamanya adalah menciptakan mutual understanding antara organisasi
dengan publik (investor, mitra kerja, media atau pers dan khalayak sasaran).
Oleh sebab itu, keahlian menulis dan berbicara yang baik bagi seorang praktisi
PR yang professional sangat penting guna menerjemahkan kebijakan pihak
manajemen di satu sisi dan di sisi lain adalah dalam menerjemahkan dan melihat
opini publik secara keseluruhan.
https://www.komunikasipraktis.com/2016/01/digital-pr-writing-penulisan-humas-online.htm
https://emjaiz.wordpress.com/2008/02/26/pr-writing/
Tks sdh berbagai, Menulis itu Abadi ! Semakin rapi .
ReplyDelete